LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Bayi Berat Lahir Rendah
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Abdul Bari Saifuddin, 2001).
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama di sebut prematur (Buku Asuhan Keperawatan Perinatal Hal. 73). Tahun 1961 (WHO) telah mengganti istilah premature baby dengan low birt weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR). hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi prematur (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
Untuk mencapai keseragaman pada Kongres European Perinatal Medicine ke II tahun 1970 telah disusun sebagai berikut (Juniarti, Sri. M, NurLina. S, 1995) :
a. Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu – 42 minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu lebih.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001) :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1.500 gram - 2.500 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1.500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1.000 gram.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok :
d. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
e. Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
f. Post Term : 42 minggu lengkap atau lebih.
2. Etiologi
Terjadinya lahir prematur / BBLR pada bayi disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya :
a. Faktor Ibu
1). Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
2) Usia
3) Keadaan Sosial Ekonomi
4) Faktor lain
b. Faktor Janin
c. Faktor Uterus dan Plasenta
3. Klasifikasi
- Kulit tipis dan mengkilap
- Tulang rawan telinga sangat lunak
- Lanugo banyak terutama pada punggung
- Jaringan payudara belum terlihat, puting berupa titik
- Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
- Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
- Kadang disertai dengan Pernapasan tidak teratur
- Aktifitas dan tangisanya lemah
b. Bayi berat lahir rendah cukup bulan (>37 minggu) disebut Dysmatur, dengan gejala:
- Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
- Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
- Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
- Mengisap cukup kuat
4. Gejala klinis dan komplikasi
a. Tanda – tanda BBLR :
1). Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2). Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3). Kepala lebih besar dari badan
4). Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5). Lemak sub kutan kurang.
6). Ubun – ubun dan sutura melebar
7). Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada wanita) pada pria testis belum turun.
8). Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9). Rambut halus dan tipis.
10). Banyak tidur dan tangis lemah.
11). Kulit tampak mengkilat dan licin
12). Pergerakan kurang dan lemah.
13). Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan refleks batuk masih lemah.
b. Komplikasi
Penyakit yang terdapat pada bayi BBLR antara lain :
1). Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin yang melapisi alveolus perut.
2). Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks menelan dan batuk pada bayi prematur belum sempurna.
3). Perdarahan intraventrikuler, adalah perdarahan spontan pada ventrikel atau lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membran hialin di paru – paru.
4) Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
5) Hiperbillirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi prematur belum matang.
5. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan, perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar maka yang perlu diperhatikan :
a. Mempertahankan suhu dengan ketat; BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat; BBLR sangat rentan terhadap infeksi, perhatikan prinsif – prinsif pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi; refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat; perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
B. Konsep Dasar Proses Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah
Dalam melaksanakan proses keperwatan, harus berpedoman kepada komponen – komponen dasar dalam proses keperawatan yang terdiri dari tahap demi tahap yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. masing – masing komponen saling berkesinambungan.
Adapun proses keperawatan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan landasan dari proses keperawatan yang mencakup proses pengumpulan informasi tentang status kesehatan klien secara sistematis dan teru menerus yang meliputi unsur bio, psiko, sosio dan spiritual secara menyeluruh dan mulai klien masuk runah sakit (Doenges Marylyn. E, 2001).
Hal – hal yang perlu dikaji pada klien dengan BBLR adalah :
a). Biodata
1). Identitas bayi
2). Identitas ibu
3). Identitas Ayah
4). Riwayat kelahiran yang lalu
5). Status gravida
6). Riwayat persalinan sekarang
7). Keadaan bayi saat lahir
8). Keluhan utama bayi atau riwayat keluhan utama
9). Pengkajian fisik
b). Analisa data
c). Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
d). Asuhan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon (status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu. dimana perawat dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.
Masalah diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi dengan BBLR prematur (Doengoes dkk) :
a). Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya daya tahan tubuh.
b). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan belum matang organ – organ pencernaan.
c). Potensial hipotermi berhubungan dengan belum matangnya organ pengatur suhu tubuh.
d). Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum matangnya organ – organ pernafasan.
3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan
Perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada, membahas tindakan yang akan dilakukan pada bayi BBLR / Prematur sesuai dengan kebutuhan, antara lain memungkinkan masalah yang timbul pada bayi dengan BBLR / Prematur :
Diagnosa keperawatan yang muncul :
a. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan perkembangan system saraf pusat imatur
Intervensi Mandiri 1. Observasi tanda – tanda vital suhu badan. 2. Tempatkan bayi pada penghangat, incubator dan di bawah lampu pijar. 3. Ganti pakaian / alat tenun tempat tidur bila basah. 4. Perhatikan adanya takipnoe atau apnoe dan sianosis. 5. Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkuangan hangat. Kolaborasi 6. Berikan obat – obatan sesuai dengan indikasi. | Rasional Mandiri 1. Hipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin . 2. Mempertahankan lengkungan termonetral membantu mencegah stress dingin. 3. Menurunkan kehilangan suhu melalui evaporasi. 4. Tanda – tanda ini menandakan stress dingin, yang meningkatkan konsumsi oksigen dan kalori serta membuat bayi cenderung pada asidosis. 5. Kontak diluar tempat tidur khususnya dengan orang tua, mungkin singkat saja bila dimungkinkan, untuk mencegah stress dingin. Kolaborasi 6. Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan fungsi SSP yang disebabkan oleh hipertermia. |
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat badan extreme (premature, dibawah 2.500 grm).
Intervensi Mandiri 1. Timbang berat badan tiap hari. 2. Bandingkan masukan dan haluaran caiaran setiap sip dan keseimbangan kumulatif setiap periode 24 jam. 3. Evaluasi turgor kulit, membrane mukosa, keadaan fontanel anterior. 4. Berikan ASI/PASI tiap 2 jam sebanyak 35 cc lewat sonde. Kolaborasi 5. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi : Ht. | Rasional Rasional 1. Berat badan adalah indicator paling sensitive dari keseimbangan cairan. 2. Haluaran harus 1-3 ml / kg BB, sementara kebutuhan terapi cairan kira – kira 80 – 100 ml / kg BB / hari. 3. Cadangan cairan dibatasi pada bayi praterm. 4. Pemberian ASI/PASI tiap 2 jam dapat memenuhi kebutuhan caiarn dalam tubuh bayi. Kolaborasi. 5. Deidrasi meningkatkan kadar Ht diatas nilai normal (45 – 53%). |
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasi
Intervensi Mandiri 1. Tingkatkan cara – cara mencuci tangan pada staf , orang tua, dan pekerja lain. 2. Gunakan antiseptic sebelum membantu dalam prosedur invasi 3. Kaji bayi terhadap tanda – tanda infeksi seperti ketidakstabilan suhu, takipnoe, 4. Lakukan perawatan tali pusat sesuai dengan prosedur. 5. Gunakan tehnik aseptic selama penghisapan, pemasangan NGT dll. 6. Pantau bayi terhadap tanda – tanda infeksi. Kolaborasi 7. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi : jumlah trombosit | Rasional Mandiri 1. Mencuci tangan adalah praktek yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang serta mengontrol infeksi dalam ruang perawatan. 2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial dari prosedur invasi. 3. Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi, suhu tubuh sendiri merupakan indicator dari adanya infeksi. 4. Penggunaan alcohol local dan berbagai anti mikroba yang membantu mencegah kolonisasi. 5. Menurunkan kesempatan untuk masuknya bakteri yang dapat mengakibatkan infeksi pernafasan. 6. Awitan lanjut penyakit dapat terjadi secepat mungkin pada hari ke lima. Kolaborasi 7. Sepsis menyebakan jumlah trombosit menurun tetapi pada bayi pra term rentan trombosit normal mungkin hanya 60.000. mm3 |
d. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
Intervensi Mandiri 1. Inspeksi kulit, perhatikan area kemerahan atau tekanan. 2. Berikan perawatan mulut dengan menggunakan gliserin. 3. Berikan latihan rentan gerak, perubahan posisi rutin dan bantal yang terbuat dari bahan yang lembut. 4. Memandikan bayi dengan menggunakan air hangat dan sabun Kolaborasi 5. Berikan zalp Antibiotik pada hidung, mulut dan bibir bila pecah / teriritasi. | Rasional Mandiri 1. Mengidentifikasi area potensial kerusakan dermal yang adapat mengakibatkan sepsis. 2. Membantu mencegah kekeringan dan pecah pada bibir berkenaan dengan tidak adanya masukan oral. 3. Membantu mencegah kemungkinan nekrosis berhubungan dengan edema dermis. 4. Mandi sering menggunakan sabun atau pelembab dapat meningkatkan Ph kulit, menurunkan plora normal dan pertahanan / melindungi pathogen infasif. 5. Meningkatkan pemulihan pecah – pecah iritasi dan dapat membantu mencegah infeksi. |
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah proses dari keperawatan oleh perawat, klien serta keluarga. Dalam tindakannya implementasi dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan keterampilan yang dilakukan dengan cermat dan efesien pada situasi yang tepat dengan melindungi keamanan fisik dan psikologis serta mendokumentasikan intervensi dan respon klien baik secara tertulis maupun lisan untuk kelanjutan asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian akhir dari proses keperawatan untuk mengevakuasi semua tahapan keperawatan seperti diagnosis, yaitu baik aktual maupun potensial apakah tujuan sudah tercapai atau belum dan menggambarkan fokus spesifik untuk masalah yang ada dan apakah sesuai serta dapat diterima oleh klien.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk RS : 15 Mei 2011 / 23.30 wit
Tanggal pengkajian : 16 Mei 2011 / 09. 23 wit
Nomor register : -
Diagnosa medis : BBLR
1. Identitas klien
a. Nama : By. S
b. Tanggal lahir / Jam : 16 Mei 2011 / 11.00 wit
c. Jenis kelamin : Perempuan
2. Identitas Ibu
a. Nama : Ny, S
b. Umur : 35 Thn
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
g. Alamat : Angkasa
3. Identitas Ayah
a. Nama : Tn. Y
b. Umur : 37 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
g. Alamat : Angkasa
4. Riwayat kelahiran yang lalu
a. Hamil pertama
5. Status Gravida ibu
a. Gravida : O, Partus : I, Abortus : O
b. Usia kehamilan : HPHT : 16 Agustus 2010
TP : 23 Mei 2011
c. Pemeriksaan antenatal : Teratur, oleh dokter H, Sp. Og, imunisasi TT 2 kali
d. Komplikasi antenatal : sering sakit malaria
6. Riwayat persalinan
a. Persalinan secio cesare
b. Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah
c. Ditolong oleh dokter A, Sp.Og
d. Kompliksai persalinan : Secio Cesare karena kehamilan Gemeli
e. Kondisi ketuban : jernih
7. Keadaan saat bayi lahir :
a. Kelahiran : pertama
b. Lahir Tanggal : 16 Mei 2011 Jam: 09.23
c. Usia Kehamilan : 36 Minggu
d. Plasenta : lahir kesan lengkap
e. Tali Pusat : Putih, licin, terpilin, dipotong dengan gunting steril.
f. Pengeluaran :
- Mekonium : Tidak ada
- Air kemih : Tidak ada
b. Nilai Apgar Skor : 7 / 10
Tanda | Menit (1) | Menit (5) |
Nafas Jantung Warna kulit Tonus otot Refleks | 1 2 1 2 1 | 2 2 2 2 2 |
Jumlah | 7 | 10 |
8. Tindakan resusitasi
a. Pengisapan lendir dari mulut dan hidung
b. Dihangatkan dalam Inkubator
9. Keluhan utama bayi
a. Data saat dikaji: Megap-megap saat bernapas, Refleks isap lemah, Refleks menelan lemah, badan panas.
b. Riwayat keluhan utama: Berat badan lahir rendah: 2410 gram.
10. Pemeriksaan Fisik
a. KU : Sedang
b. Berat badan saat dikaji : 2.410 grm
c. Panjang badan : 43 cm
d. Suhu badan : 38,1OC
e. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bulat, kaput succedanium tidak ada, ubun – ubun cembung, sutura sagitalis teraba, rambut hitam tipis, lingkar kepala : 32 cm.
f. Muka
Inspeksi : Bentuk ovale, simetris kanan kiri, muka merah, tidak ada oedema.
g. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret, palpebrae tidak oedema, konjungtiva tidak anemis.
h. Hidung
Inspeksi : Simetris kanan kiri, ada sekret, pernapasan cuping hidung ada, terpasang NGT pada lubang hidung kanan.
i. Telinga
Inspeksi : Lubang telinga ada + / +, tidak ada sekret, daun telinga ada, tidak terdapat kelainan.
j. Mulut
Inspeksi : Tampak simetris kanan kiri, bersih, palatum tidak ada kelainan, gigi belum tumbuh, bibir kering dan pucat/sianosis, reflek isap lemah, refleks menelan lemah, rooting refleks ada.
k. Leher
Inspeksi : Pergerakan lemah, kelenjar tyroid tidak membesar.
l. Thorax dan Pernafasan
Inspeksi : Simetris kanan kiri, papila mamae belum terbentuk, sifat pernafasan dada, frekwensi pernafasan 68 kali / mnt, lingkar dada 29 cm.
Auskultasi : bunyi nafas terdengar ronkhi.
m. Jantung
Auskultasi : Frekuensi bunyi jantung 148 x / mnt.
n. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, tidak ada benjolan, tali pusat hitam dan kering, lingkar perut 25 cm.
Auaskultasi : Bising usus positif.
Perkusi : Perut tidak kembung.
o. Punggung
Inspeksi : Bentuk simetris, Fleksibilitas tulang punggung positif,
p. Genitalia dan anus
Inspeksi : Jenis kelamin perempuan, labia minora menonjol, BAK baik, anus tampak bersih, lubang anus positif, BAB positif.
q. Ekstremitas atas
Inspeksi : Simetris kanan kiri, lingkar lengan atas : 6 cm, jari – jari tangan lengkap, refleks moro positif, refleks menggengam positif, akral hangat, pergerakan aktif.
r. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Simetris kanan kiri, jari – jari kaki lengkap, akral hangat, refleks babinski negatif, lingkar paha atas 8 cm.
11. Nutrisi : : 25 – 30 cc / 2 jam (10 X 25 – 30 cc / hari
12.Eliminasi
a. BAB : Kurang lebih 2 kali / hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
b.. BAK : Lebih dari 6 kali setiap kencing popok basah
13. Data psikologis orang tua : orang tua klien mengatakan bagaimana keadaan bayi saya, kapan bayi saya bisa pulang, apakah bayi saya sudah bisa minum ASI , apakah berat badannya sudah naik, cemas memikirkan bayinya, takut terjadi sesuatu pada bayinya.
14. Data Sosial : Orang tua klien sering menjenguk bayinya, sering memberi ASI bayinya, interaksi dengan perawat baik.
15. Data Spiritual : Orang tua klien beragama kristen perotestan, sering berdoa sering berdoa bersama keluarga demi kesembuhan bayinya.
16. Pengobatan : - Pertahankan Suhu Badan 36,5 – 37,5o C
- Pemberian ASI
- Vitamin K
B. Klasifikasi data
DATA SUBYEKTIF | DATA OBYEKTIF |
Orang Tua Klien Mengatakan : a. bagaimana keadaan bayi saya b. berat badan lahir bayi rendah: 2000g c. bayinya panas d. bayinya megap-megap saat bernapas e. kapan bayi saya bisa pulang f. apakah bayi saya sudah bisa minum ASI lewat mulut g. apakah berat badannya sudah naik, h. Cemas memikirkan bayinya i. Takut terjadi sesuatu pada bayinya | Klien Tampak : a. KU : Lemah b. Apgar score 6/7 c. Berat badan lahir : 2000 g d. Berat badan bayi saat dikaji : 2.100 g e. Panjang bayi : 39 cm f. Lingkar kepala : 26 cm g. Lingkar dada : 23 cm h. Lingkar perut : 24 cm i. Lingkar lengan atas : 6 cm j. Lingkar paha atas : 8 cm k. Pernafasan : 68 x /mnt l. Suhu badan : 38,1OC m. Pernapasan cuping hidung n. Bibir kering dan pucat o. Suara napas ronkhi p. Kulit kemerahan q. Akral hangat r. Dilakukan suction s. Terdapat sekret pada hidung t. Refleks isap lemah u. Refleks menelan lemah v. Minum ASI / PASI lewat sonde 25 – 30 cc / 2 jam w. Infus NaCl 20 tetes/menit mikro Orang tua Klien tampak : a. Sering menjenguk bayinya, sering memberi ASI bayinya. b. sering berdoa sering berdoa bersama keluarga demi kesembuhan bayinya. c. Sering menanyakan keadaan bayinya w. Pengobatan : San B pleks 2 X 0,3 cc x. Bayi tampak dirawat di dalam inkubator. y. Popok sering basah |
C. Analisa Data
No | Data | Masalah | Etiologi |
1. | Ds: Ibu kien mengatakan: Badan bayi panas Do: Klien tampak: - KU lemah - Pernapasan 68x/menit - Suhu badan 38,1oC - Bibir kering dan pucat - Kulit kemerahan - Akral hangat | Hipertermi | BBLR Pusat pengaturan suhu belum optimal Luas badan yang kecil Terjadi penguapan panas yang tidak sempurna Kelebihan panas Hipertermi |
2. | Ds: Ibu klien mengatakan; Berat badan lahir bayi rendah: 2000 gram Do: Klien tampak: - KU lemah - Berat badan lahir 2000g - Berat badan saat dikaji 2100g - Panjang bayi : 39 cm - Lingkar kepala : 26 cm - Lingkar dada : 23 cm - Lingkar perut : 24 cm - Lingkar lengan atas : 6 cm - Lingkar paha atas : 8 cm - Refleks menelan lemah - Refleks hisap lemah - Minum ASI / PASI lewat sonde 25 – 30 cc / 2 jam - San B pleks 2 X 0,3 cc - Bayi tampak dirawat di dalam incubator. | Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | BBLR Fungsi pengaturan pencernaan belum sempurna Absorpsi makanan lemah Aktivasi otot pencernaan menurun Merangsang produksi HCL↑ Mual/muntah Anoreksia Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh |
3 | Ds : orang tua klien mengatakan a. bagaimana keadaan bayi saya b. kapan bayi saya bisa dibawah pulang c. Apakah berat badannya sudah naik d. sering bertanya kenapa bayinya masih dipasang infus. Do : orang tua tampak :
| | BBLR Penurunan status kesehatan Ketidaktahuan tentang penyakit anaknya. Kecemasan |
D. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh belum optimal yang ditandai:
Ds: Ibu kien mengatakan:
Badan bayi panas
Do: Klien tampak:
- KU lemah
- Pernapasan 68x/menit
- Suhu badan 38,1oC
- Bibir kering dan pucat
- Kulit kemerahan
- Akral hangat
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan dalam mencerna makanan yang ditandai dengan :
Ds: Ibu klien mengatakan;
Berat badan lahir bayi rendah: 2000 gram
Do: Klien tampak:
- KU lemah
- Berat badan lahir 2000 g
- Berat badan saat dikaji 2100 g
- Panjang bayi : 39 cm
- Lingkar kepala : 26 cm
- Lingkar dada : 23 cm
- Lingkar perut : 24 cm
- Lingkar lengan atas : 6 cm
- Lingkar paha atas : 8 cm
- Refleks menelan lemah
- Refleks hisap lemah
- Minum ASI / PASI lewat sonde 25 – 30 cc / 2 jam
- San B pleks 2 X 0,3 cc
- Bayi tampak dirawat di dalam incubator.
3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit anaknya yang ditandai dengan :
DS : Orang tua klien mengatakan :
- Bagaimana keadaan bayi saya
- Kapan bayi saya bisa pulang
- Apakah bayi saya sudah bisa minum ASI lewat mulut
- Apakah berat badannya sudah naik,
DO : Orang tua klien tampak :
- Cemas, Sering menjenguk bayinya, sering memberi ASI bayinya.
- sering berdoa sering berdoa bersama keluarga demi kesembuhan bayinya.
daftar pustakanya nggak ada
BalasHapus